Dunia, Jakarta -Sumiteru Taniguchi, korban selamat bom atom Amerika Serikat yang dijatuhkan di Nagasaki, Jepang pada tahun 1945 wafat dalam usia 88 tahun.
Menurut Organisasi Konfederensi Korban Selamat Bom A and H Jepang, Taniguchi wafat di rumah sakit di Nagasaki karena menderita kanker duodenal papilla.
Kesehatan Taniguchi __ pengkampanye terkenal untuk menentang senjata nuklir__ mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir karena penyakit yang dideritanya dan juga faktor usia uzurnya.
Baca: Foto-foto-Korban-Bom-Atom-Hiroshima-dan-Nagasaki
Taniguchi menjadi korban sekaligus saksi betapa mengerikan bom atom yang dijatuhkan Amerika di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Saat bom dijatuhkan, Taniguchi yang berusia 16 tahun sedang bersepeda menjalankan tugasnya sebagai pengantar surat. Jarak lokasi bom dengan dirinya sekitar 1,8 kilometer.
Dahsyatnya bom itu tergambar dari luka bakar yang mengerikan di tubuh Taniguchi. Punggungnya mengalami luka bakar hingga tulang punggungnya tampak. Lengan kiri hingga jarinya juga mengalami luka bakar. Sebanyak 74 ribu orang tewas seketika akibat ledakan bom atom Amerika di Nagasaki. Namun Taniguchi mampu bertahan.
Selama hampir 2 tahun Taniguchi tergeletak dengan posisi telungkup. Ia menjalani perawatan di rumah sakit selama 3,5 tahun setelah ledakan bom itu.
"Jasad-jasad hitam terbakar, suara ratapan meminta tolong dari bangunan-bangunan yang runtuh, bagian tubuh manusia berjatuhan dan tubuh mereka berjatuhan. Tempat ini menjadi lautan api. Neraka," kata Taniguchi saat memperingati jatuhnya bom atom di Nagasaki tahun 2015, seperti dikutip dari The Guardian, 30 Agustus 2017.
Baca: Diancam Korea Utara, PM Jepang Abe Segera Amendemen Konstitusi
Setelah pulih, Taniguchi menghabiskan sisa hidupnya menjadi pengkampanye untuk menentang senjata nuklir. Ia melakukan perjalanan ke Jepang dan sejumlah negara untuk menyampaikan pengalamannya. Perjuangannya itu membuat sosoknya terkenal.
Taniguchi menuturkan keinginan terdalamnya agar tidak ada lagi orang di muka bumi ini menderita gara-gara senjata nuklir.
"Saya ingin generasi muda mengingat bahwa senjata nuklir tidak akan pernah menyelamatkan kemanusiaan. Ini ilusi untuk mempercayai bahwa nuklir payung yang akan melindungi kita," kata Taniguchi.
Selamat jalan Taniguchi...
THE GUARDIAN | METRO.CO.UK | MARIA RITA