Dunia, Bishkek - Kontroversi foto Aliya Shagieva, anak perempuan termuda presiden Kyrgyzstan yang memakai baju minim dan menyusui bayinya yang memicu debat mengenai masalah menyusui dan seksualitas, masih berlanjut.
Sebelum menghapus foto kontroversinya di Instagram, Aliya Shagieva mengunggah foto tersebut di Facebooknya dengan menulis keterangan “Payudara wanita tidak vulgar ataupun tidak senonoh.” Menurut Cosmopolitan Rusia, orang sudah lama melupakan tujuan sebenarnya payudara.
Pada tahun 2008, UNICEF mengadakan kampanye menyusui di Kyrgyzstan setelah diketahui hanya kurang dari separuh bayi di bawah usia tiga bulan dan kurang dari 35 persen bayi di bawah usia lima bulan yang diberi ASI.
Baca : Foto Anak Presiden yang Tengah Menyusui Picu Debat tentang Seksualitas
Popularitas pengganti ASI dan “tidak adanya komunikasi keluarga yang kuat mendukung ibu muda menyusui” merupakan beberaa faktor penyebab angka-angka di atas muncul.
Satu tahun kemudian, UNICEF mengatakan Kyrgyzstan telah membuat undang-undang baru untuk menaikkan angka pemberian ASI di kalangan wanita Kyrgyz.
Seperti dilansir BBC, menyusui di depan umum sekarang dapat diterima di Kyrgyzstan. Meskipun ketika melakukannya perempuan biasanya melindungi diri sendiri.
Kontroversi foto menyusui yang diunggah Aliya Shagieva memang menuai berbagai komentar negatif. Ibu Negara Kyrgyzstan pun sempat menerima berbagai pesan dari akibat foto tersebut. Meskipun mendapat banyak komentar negatif, Aliya tetap membela bahwa menyusui anak bukanlah hal yang tidak senonoh.
Aliya Shagieva pun mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan BBC baru-baru ini menjelaskan alasannya. “Tubuh yang aku punya tidaklah vulgar, ini fungsional,” kata perempuan berusia 20 tahun itu di Bishkek, Kyrgyzstan. “Ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan psikologi anakku, bukan untuk seksualitas.”
INDEPENDENT | HUFFINGTON POST