Metro, Jakarta - Direktur Utama PAM Jaya, Erlan Hidayat, membenarkan penyulingan air laut menjadi air tawar dengan seawater reverse osmosis (SWRO) di Pulau Untung Jawa belum beroperasional secara maksimal.
"Betul sampai saat ini baru produksi 50 meter kubik air selama 8 jam per hari," kata Erlan di kantor Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Sabtu, 12 Agustus 2017.
Baca: Lurah Pulau Untung Jawa: Debit Air Suling Hanya 50 Meter Kubik
Erlan menjelaskan, yang menjadi kendala belum dioptimalkannya SWRO ialah aset ini masih tercatat sebagai milik Kementerian Pekerjaan Umum. Sebab, jika terjadi kerusakan, terutama di bagian membran, Kementerian PU lah yang bertanggungjawab. "Kalau kerusakan yang bersifat operasional, PAM Jaya masih bisa tanggung," katanya.
Baca: Mangkrak 40 Tahun, Proyek Air Minum Umbulan Akhirnya Dibangun
SWRO di Pulau Untung Jawa dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum, pada 2015. Pengelolaan SWRO kemudian diserahterimakan kepada pemerintah DKI, lalu diswakelola PAM Jaya mulai Februari 2017.
Semestinya, kata Erlan, SWRO yang dioperasikan secara optimal dapat memproduksi air minum hasil penyulingan air laut sebanyak 216 meter kubik.
Erlan mengatakan PAM Jaya tidak berani mengoperasikan secara optimal lantaran masih menghitung sejumlah risiko kerusakan yang mungkin terjadi, khususnya pada membran yang berfungsi sebagai pemilah kandungan material air laut agar bisa menjadi air tawar.
"Kami tahu kenapa tidak optimal karena beberapa bagian SWRO masih tanggungjawab PU. Kalau rusak dan kami mau perbaiki, sama PU dikasih izin enggak," ujarnya.
Lurah Pulau Untung Jawa Ade Slamet sebelumnya mengeluhkan belum optimalnya SWRO di wilayahnya. Sebab, SWRO saat ini baru memproduksi 50 meter kubik air selama 8 jam.
Padahal, ada sekitar 500 rumah di pulau seluas 40 hektare tersebut, dan hanya 310 pelanggan yang baru terkoneksi dengan jaringan pipa. "Nilai proyeknya cukup besar dan bangunan megah, cuma sejak diresmikan Februari 2017 sampai sekarang belum beroperasi maksimal," kata Ade.
FRISKI RIANA