Tekno, Melbourne - Kutu laut yang menyerang kaki Sam Kanizay, 16 tahun, teridentifikasi sebagai ordo Amphipoda. Ahli biologi dari Museums Victoria, Genefor Walker-Smith, menjelaskan, hewan ini sebagai makhluk pemakan bangkai.
"Itu menjelaskan kenapa mereka mengincar daging," kata Walker-Smith, seperti dilansir laman berita ABC, Kamis, 10 Agustus 2017.
Baca: Cerita 3 Warga Australia yang Jadi Korban Serangan Kutu Laut
Sam Kanizay baru saja selesai berenang di Pantai Brighton, Melbourne, Australia, pada Ahad, 6 Agustus 2017, ketika mendapati kakinya sudah berlumuran darah. Ketika ia sampai rumah dengan darah yang terus mengalir, ayahnya, Jarrod Kanizay, menjelaskan bahwa adegannya seperti film horror.
Ayahnya kemudian kembali ke pantai tersebut dan mengambil sampel kutu laut tersebut untuk diteliti. "Kita seperti peneliti di rumah. Kita letakkan di berbagai tempat dengan makanan yang berbeda-beda. Yang kita temukan adalah mereka sangat tertarik dengan daging merah," kata Jarrod.
Baca: Kontroversi Kutu Laut Pelahap Kaki Remaja di Australia
Menurut Walker-Smith, kutu laut memang memiliki habitat alami di tempat Sam berenang dan punya indera penciuman yang kuat terhadap daging. Kutu laut, dia menjelaskan, memiliki reseptor-kemo yang berperan mendeteksi kimia di air dan kimia bangkai di daging maupun ikan.
Kutu laut, kata dia, biasanya tidak menyerang manusia. Walker-Smith beranggapan, Sam tampaknya kurang beruntung berenang di "rumah" para kutu laut saat mereka sedang menyantap makanannya.
Yang jelas, Walker-Smith mengatakan, kutu laut tidak suka menyerang manusia. Walker-Smith berasumsi, Sam memiliki luka di kakinya yang menyebabkan aroma anyir darah sampai ke indera penciuman kutu laut.
Baca: Digerogoti Kutu Laut, Kondisi Remaja Australia Membaik
Simak perkembangan berita soal kutu laut hanya di kanal Tekno Tempo.co.
ABC.NET.AU | PUTRI THALIAH | AMB